Rabu, 11 November 2009

Khotbah 1 Raja-raja 3 : 1-15

Konteks : Pemuda di Perkotaan
Khotbah 1 Raja-raja 3 : 1-15
Doa Salomo Memohon Hikmat
Salomo merupakan anak dari seorang raja Israel, yaitu Daud. Daud mewarisi kerajaan Israel kepada anaknya, Salomo. Salomo banyak melakukan perlawanan terhadap kerajaan sekitar. Setelah ancaman politis telah disingkirkan, dia menjalin “persahabatan” dengan mesir. Ternyata hal itu dilakukan oleh Salomo sebagai salah satu usaha untuk mendekati putri dari Firaun Salomo merupakan seorang raja yang terlihat tanpa charisma yang menonjol. Tetapi Salomo dapat menciptakan karya sastra. Karena karya-karyanya itulah dia dikenal oleh wilayah sekitarnya. Salomo menikahi anak dari Firaun yang merupakan raja Mesir. Perkawinan ini sebagai taktik politik yang disiapkan oleh Salomo. Salomo ingin menjalin hubungan persahabatan dengan Mesir sehingga dia dapat membangun istananya, Bait Suci, dan tembok Yerusalem.
Pada masa itu, Salomo memimpin pemerintahannya baik sekali. Secara kerohanian, pemerintahan itu memburuk, menjurus pada penyembahan berhala-berhala. Masyarakat Israel pada masa itu masih memiliki tradisi untuk memberikan persembahan dan membuat ibadah di atas bukit pengurbanan.
Salomo sebagai raja Israel pun melakukan pengurbanan bakaran di atas bukit pengurbanan. Pada suatu malam hari ketika ia selesai melakukan kurban yang secara besar-besaran, Tuhan datang melalui mimpinya. Salomo dalam mimpi tersebut memohon agar diberikan hikmat kebijaksanaan dalam dirinya agar dapat memberikan keputusan yang baik atau salah dalam menghakimi masyarakatnya. Salomo tidak meminta umur panjang atau pun kekayaan.
Saya memiliki teman bernama Jodi yang berusia 22 tahun. Jodi seorang yang dikenal teman-temannya memiliki sifat bandel. Dia juga memiliki julukan playboy karena memiliki pacar minimal lebih dari 2. Hal itu wajar karena mungkin dia diberi kelebihan oleh Tuhan berkat berupa wajah yang rupawan dan harta yang melimpah. Ayahnya adalah seorang Kapolsek di salah satu wilayah di Jakarta dan ibunya seorang bisnis woman yang sibuk dengan pekerjaanya. Jodi anak tunggal yang kurang perhatian dari orang tuanya. Jodi suka sekali berfoya-foya menghabiskan duit orangtuanya untuk pesta minuman keras dan “clubbing”. Bahkan dia sudah terjerumus kedalam seks bebas. Dia bercerita kepada saya bahwa dia jarang sekali bertemu dengan orang tuanya. Orang tuanya pergi pagi dan pulang tengah malam bahkan ayahnya terkadang tidak pulang karena tugasnya.
Beberapa waktu yang lalu, Jodi masuk dan dirawat di rumah sakit. Saya menjenguk ia bersama teman dan pak Pendeta. Jodi sedang terbaring lemah tanpa kata. Ibunya yang menjaga Jodi bercerita bahwa masih sering memuntahkan makanan dan minuman yang masuk ke dalam tubuhnya. Ia juga merasakan ketika membuka mata seolah-olah ruangan itu sedang berputar-putar. Kami semua yang ada di dalam ruangan tersebut dengan hati cemas mengatakan bahwa Jodi mungkin akan meninggalkan kita semua untuk selamanya. Kedua orang tuanya pun sudah khawatir akan hal itu dan mulai menyadari bahwa mereka terlalu sibuk akan pekerjaannya dan kurang perhatian terhadap Jodi. Pada saat Jodi dalam keadaan kritis, pak Pendeta hanya mengajak kami berdoa. Dalam doanya, Ibunya berharap agar Tuhan memberikan kesempatan satu kali lagi untuk Jodi agar ia dapat berkarya dan melayani di ladang Tuhan. Setelah doa itu, kami semua meninggalkan kedua orangtuanya bersama jodi.
Pada malam harinya tiba-tiba suster yang bertugas untuk mengontrol Jodi, melihat gambar detak jantung di komputer telah berjalan lurus, dan suster segera mengukur tekanan darah dan hasilnya nol per nol. Dengan menangis, sang ibu berseru kepada Tuhan “ Tuhan jangan ambil anak kami, sebab ia masih banyak kesalahan di dunia ini dan biarkan ia menjadi pelayan-Mu, berikanlah ia satu kesempatan.” Sang ibu pun bersyukur kepada Tuhan sebab Tuhan telah mendengar permohonannya. Beberapa menit kemudian jantungnya berdetak lagi. Keesokan harinya ia semakin pulih. Jodi sudah bisa makan dan minum walaupun hanya sedikit demi sedikit serta tidak muntah lagi. Pada hari kedua dan berikutnya keadaanya semakin membaik. Setelah dirawat seminggu, Jodi kembali pulih dan sudah boleh pulang. Beberapa hari kemudian Jodi datang ke gereja dan mendaftarkan diri untuk menjadi guru sekolah minggu. Orang tuanya pun kaget mengetahui akan hal tersebut. Tetapi kedua orang tuanya senang melihat anaknya menjadi “pelayan” Tuhan.
Dalam ayat 11-13 dikatakan Jadi berfirmanlah Allah kepadanya: "Oleh karena engkau telah meminta hal yang demikian dan tidak meminta umur panjang atau kekayaan atau nyawa musuhmu, melainkan pengertian untuk memutuskan hukum, maka sesungguhnya Aku melakukan sesuai dengan permintaanmu itu, sesungguhnya Aku memberikan kepadamu hati yang penuh hikmat dan pengertian, sehingga sebelum engkau tidak ada seorangpun seperti engkau, dan sesudah engkau takkan bangkit seorangpun seperti engkau. Dan juga apa yang tidak kauminta Aku berikan kepadamu, baik kekayaan maupun kemuliaan, sehingga sepanjang umurmu takkan ada seorangpun seperti engkau di antara raja-raja."
Komputer di tangan balita berumur 2 tahun tidak lebih berharga dari mainan biasa miliknya, kumpulan tombol- tombol dari huruf- huruf yang menarik perhatian, dan sebuah layar penuh warna yang atraktif. Begitu juga alat Pacul sangat dibutuhkan oleh petani. Pacul alangkah berharganya di hadapan petani dibandingkan dihadapan seorang pengusaha.
Dalam hal ini dapat juga kita samakan dengan firman Tuhan yang kita jadikan pedoman dalam hidup kita. Jika kita tidak mengakui bahwa Firman Tuhan memiliki kekuatan, dan bahwa Firman Tuhanlah yang membedakan hati manusia, maka Firman Tuhan juga tidak dapat menolong kita. Pengertian membuka kunci dari kekuatan Firman Tuhan untuk mengalir ke dalam hidup orang percaya, seperti halnya. Semakin kita memberikan diri kita ke dalam Firman Tuhan, maka semakin penuh juga pengertian yang akan datang ke dalam hidup kita. Firman Tuhan itu tidak akan dapat menjadi kekuatan dalam kehidupan kita jika kita tidak mempercayainya. Tetapi alangkah Indahnya jika kita sebagai umat Allah untuk percaya pada firman Tuhan. Kita bisa yakin dan percaya Allah akan hadir dalam hidup kita. .









DAFTAR PUSTAKA

Hadiwijono, DR. Harun. Tafsiran Alkitab Masa Kini 1Kejadian-Ester, (BPK Gunung Mulia, 1983)
Lasor,W.S. Pengantar Perjanjian Lama 1, ( BPK Gunung Mulia, 2005)
Nelson, Richard. Interpretation first and Second Kings, (John Knox Press LOUISVILLE, 1987)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar