Kamis, 29 Oktober 2009

Kematian Yesus

Kematian Yesus
" Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku...”
Lukas 23 : 46
I. Pendahuluan
Kematian Yesus di kayu salib sampai saat ini masih menimbulkan pro dan kontra di kalangan umat Kristiani. Dan tidak sdikit para teolog dan ahli tafsir menafsirkan makna kematian Yesus dari berbagai sudut pandang. Dari pernyataan tersebutlah penulis mengangkat Kematian Kristus dengan mengaitkan dengan tindakan bunuh diri.
II. Isi
Pengertian dari bunuh diri adalah suatu tindakan untuk mengakhiri hidup dan mengorbankan nyawanya sendiri maupun dengan kerelaan dibunuh dengan cara yang radikal dengan alasan yang bermacam-macam. Pada umumnya oarang yang bunuh diri melakukan tindakan bunuh diri karena tidak sanggup dalam menghadapi pergumulan di dunia, akan tetapi ada juga yang melakukan bunuh diri dengan kerelaan hati karena memiliki suatu paham idealisme yang radikal sepertim bom bunuh diri yang terjadi di Bali.
Selain bom bunuh diri dan membunuh diri sendiri ada salah satu tindakan yang cuku radikal juga yaitu mengorbankan diri sendiri untuk dibunuh agar oarang yang tadinya terancam nyawanya menjadi selamat.Sehingga ada beberapa teolog yang mengaitkan tindakan Yesus mati di kayu salaib juga merupakan bunuh diri. Akan tetapi kematian Yesus tidak bisa dikaitkan dengan tindakan bunuh diri. Dari kematian Yesus, Ia mengajarkan suatu hal yang menarik. Kematian Yesus dapat disimpulkan sebagai karya penyelamatan Yesus terhadap dosa-dosa manusia. Dalam bahasa Yunani, istilah dei harus dipahami sebagai petunjuk, bukan kepada “takdir yang tak terelakkan”, tetapi “sesuatu yang mutlak perlu dalam keseluruhan misi Yesus. Dari pengertian tersebut merupakan petunjuk pertama bahwa Yesus memandang penderitaan-Nya sebagai bagian dari suatu rencana atau nubuat. Dan jawaban dari “Mengapa Yesus harus mati?” di dalam perjanjian baru memberi dua jawaban. Yang pertama, didasarkan pada fakta-fakta sejarah yang telah mengakibatkan kematian Yesus. Yang kedua, didasarkan pada pernyataan-pernyataan Yesus tentang diri- Nya sendiri. Tujuan Yesus mati adalah bukan hanya menjadi fakta sejarah yang harus kita terima tetapi juga menjadi fakta pembebasan kita dari kuasa dosa dan si jahat, dan sekaligus menjadi kekuatan yang memungkinkan kita untuk hidup kudus di hadapan- Nya.
Kadangkala ada pendapat yang menyatakan bahwa Kristus mati untuk memungkinkan Allah mengampuni orang-orang berdosa, seakan-akan jika tidak menggunakan cara demikian Allah tidak mampu mengampuni kita. Alkitab mengatakan dengan jelas bahwa Kristus benar-benar datang untuk menyelamatkan yang terhilang. Anehnya kematian Kristus bukan untuk memberikan manfaat bagi diri-Nya sendiri. Alasannya, karena Kristus adalah Allah, Ia telah memiliki semua kemuliaan dan kuasa yang dapat Ia miliki. Maka, di penghujung kehidupan-Nya di dunia, Ia tidak meminta kemuliaan lain selain kemuliaan yang telah Ia miliki sebelumnya (Yoh. 17:5). Ia tidak perlu mati untuk mendapatkan manfaat baru lainnya bagi diri-Nya sendiri. Kadangkala muncul pendapat bahwa dengan kematian-Nya, Kristus memperoleh hak untuk menjadi Hakim atas segala sesuatu. Tetapi jika tujuan kematian-Nya adalah demi mendapatkan kuasa untuk menghukum sebagian manusia, maka tidak mungkin Ia telah mati untuk menyelamatkan mereka! Karena itu, dapat kita simpulkan bahwa kematian Kristus pastilah bertujuan untuk memberikan manfaat bagi kita. Kematian Kristus bukanlah supaya Bapa dapat menolong kita, jika Ia menginginkan. Bukan juga untuk mendapatkan beberapa manfaat baru bagi Kristus sendiri. Jadi dapat kita simpulkan bahwa.
III. Kesimpulan
Kematian Yesus dapat disimpulkan sebagai karya penyelamatan Yesus terhadap dosa-dosa manusia dan Yesus mati karena Allah sangat mengasihi umatnya manusia dan untuk menebus dosa-dosa umatnya, Allah menyerahkan anaknya yang tunggal Yesus untu disalib. Sehingga kematian Yesus tidak dapat dikaitkan dengan tindakan bunuh diri


DAFTAR PUSTAKA
Aritonang, Jan S. Teologi Perjanjian Baru 2. terj. (Jakarta: BPK Gunung Mulia),
Hutauruk, J. R. Bimbingan Pastoral Kepada yang ditinggalkan. (Pematang Siantar : STT HKBP), 1998
Lembaga Alkitab Indonesia. Alkitab Elektronik 2.0.0 : Alkitab Terjemahan Baru, 1974.
Owen, John. Kematian Yang Menghidupkan : The Death of Deathin the Death of Christ , terj. (Jakarta : BPK Gunung Mulia), 2005.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar